Jumat, 10 Juli 2015

“If you want to know what a man’s like, take a good look at how he treats his inferiors, not his equals.” - Sirius Black

Pemimpin.

Pemimpin itu, adalah seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi dan pandai mengatur orang yang mengikutinya atau pun yang dipimpinnya. Bagi saya, menjadi seorang pemimpin itu tidaklah mudah. Pemimpin harus memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kepercayaan diri yang tinggi agar bisa mengatur dan disegani oleh orang yang dipimpinnya. Dan juga jadi pemimpin itu harus dapat dipercaya dan cerdas. Menjadi pemimpin sangatlah berat (di mata saya). Jadi, saya sangat menghargai dan mengapresiasi orang-orang yang berani maju sebagai pemimpin, disini saya tekankan, yang BENAR-BENAR menjadi PEMIMPIN. Bukan orang-orang yang tak memiliki kemampuan sebagai pemimpin yang bermuka tebal yang berpura-pura bisa menjadi pemimpin padahal mereka hanya duduk santai saja dan pekerjaan yang seharusnya mereka lakukan malah dilakukan oleh orang lain yang bukan ahli di bidang pekerjaan tersebut atau malah mereka melalaikan pekerjaan atau tugas yang diberikan kepada mereka.

Pemimpin yang baik, harus memiliki sesuatu yang disebut jiwa kepemimpinan. Dan juga seorang pemimpin harus bisa berperilaku sebagaimana seorang pemimpin harus berperilaku. Nah, kepemimpinan itu sendiri ialah sebuah upaya untuk mempengaruhi orang lain agar memiliki kemauan untuk mencapai tujuan bersama dan memastikan terjadinya kesatuan visi dalam sebuah kelompok. Apabila dalam suatu organisasi atau kelompok pemimpinnya tidak memiliki jiwa kepemimpinan, bagaimana visi mereka bisa bersatu dan tujuan mereka membentuk organisasi atau kelompok itu dapat terwujud?

Dalam memimpin, pasti ada tata cara dan aturannya. Inilah yang disebut dengan etiket kepemimpinan. Etiket kepemimpinan itu sendiri ialah cara-cara yang dianggap benar secara umum oleh sekelompok atau suatu komunitas masyarakat dalam upaya untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan bersama yang dimiliki oleh suatu organisasi. Walaupun etiket di setiap masyarakat bisa berbeda, prinsip-prinsip umum dalam etiket selalu tetap, tidak berubah, bersifat universal, dan tak terbatas waktu dan tempat. Terdapat tiga prinsip dalam etiket, yaitu respek, empati dan kejujuran
  • Respek, Respek berarti menghargai orang lain, peduli pada orang lain dan memahami orang lain apa adanya. Tidak peduli mereka berbeda, berasal dari kultur berbeda, atau keyakinan berbeda. Karena dengan bersikap respek kepada orang lain maka orang lain juga akan bersikap respek kepada kita.
  • Empati, berarti meletakkan diri di pihak orang lain. Sebelum bertindak atau berucap, dipikirkan terlebih dahulu, apa pengaruhnya bagi orang lain. Kata-kata dan sikap yang penuh pertimbangan dan empati, akan membuat seseorang terlihat bijaksana, dewasa dan manusiawi.
  • Kejujuran, adalah sebuah bahasa yang universal, setiap orang bahkan mafia seklipun membutuhkan kejujuran dari bawahannya. Kejujuran akan diterima dimanapun kita berada.


Untuk menjadi pemimpin yang baik, setidaknya kita harus memiliki nilai-nilai umum untuk menjadi pemimpin seperti yang terdapat di bawah ini:
  • Pemimpin harus memiliki kemampuan rethinking future, mampu menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki organisasi kearah masa depan yang lebih cemerlang.
  • Mampu membangun semangat setiap pribadi untuk ikut ambil bagian dalam mewujudkan tujuan.
  • Memiliki semangat dan kesungguhan untuk bersama–sama menyelasaikan masalah secara cepat dan tepat.
  • Ethical Communication, Pemimpin yang beretika akan menetapkan standar kejujuran untuk setiap bawahan yang dipimpinnya.
  • Ethical Quality, memiliki tingkat kompetitifnya suatu organisasi seperti : produk yang berkualitas, pelayanan pelanggan yang berkualitas, dan pengiriman yang berkualitas.
  • Ethical Collaboration, Pemimpin yang bijak berkolaborasi untuk menciptakan best practice, memecahkan masalah, dan menemukan issue-issue yang sedang dihadapi organisasi.
  • Ethical Succession Planning, pemimpin yang berprinsip memiliki/menuntut kebutuhan akan pengendalian, ia akan memenuhi kebutuhan tersebut dengan menciptakan standar organisasi dan prosedur operasi untuk kualitas dan komunikasi yang kuat.
  • Ethical Tenure, Berapa lamakah seharusnya seorang pemimpin memimpin  organisasinya?


Namun, masih terdapat banyak kekurangan dan permasalahan dalam menjadi pemimpin, termasuklah di Indonesia. Permasalahan yang sering timbul dan sering terjadi itu adalah antara lain, pemimpin kadang tidak mempunyai etika. Lihat saja, sudah banyak kasus yang terjadi terhadap yang katanya pemimpin di Indonesia. Korupsi, jelas merupakan hal yang tidak asing lagi kita dengar yang dilakukan oleh pemimpin daerah atau pun pemimpin suatu kelembagaan atau organisasi di Indonesia. Kasus asusila, penggunaan obat-obatan terlarang, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang dilakukan oleh pemimpin yang seharusnya menjadi panutan. Lalu, berbicara yang tidak pantas di depan publik, saling mencerca dan memaki di hadapan orang banyak, tidak bisa menjaga komitmen, tidak memiliki hati nurani, banyak omong saja, dan tidak bisa menjadi panutan yang baik bagi orang banyak.

Saya berharap, akan semakin banyak pemimpin-pemimpin  yang pantas yang akan muncul nantinya di Indonesia. Karena saya merasa orang Indonesia ini sangat membutuhkan figur pemimpin yang layak dan capable untuk menjalankan tugas dan amanat yang diberikan kepadanya. Dan juga, pemimpin yang diharapkan ini tidak memiliki ego yang tinggi, karena sudah cukup masyarakat Indonesia saja yang ber-ego tinggi. Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang tegas dan berani bertindak mengenai hal yang benar, bukan hanya bertindak demi keuntungannya pribadi mau pun keuntungan golongan dimana ia berada.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar